Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Tahun Baru Masehi Bagi Kita ....

Gambar
TAK  terasa waktu terus berlalu dan kita sampai di penghujung tahun. Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2012 akan segera berganti, dan tahun 2013 akan menjelang. Ini tahun baru Masehi, tentu saja, karena tahun baru Hijriyah telah terjadi satu pekan yang lalu. Malam pergantian tahun baru masehi sangat ditunggu-tunggu oleh semua kalangan. Tidak saja dibelahan bumi lain seperti di Eropa dan Amerika, masyarakat kita juga sibuk dan sangat menanti-nantikan malam pergantian tahun tersebut. Berbeda halnya dengan pergantian tahun baru hijriah, banyak masyarakat yang tidak merayakannya, bahkan sekadar tahu saja mereka mungkin tidak. Memang perayaan tahun baru hijriah tidak dituntut untuk merayakannya dengan menyalakan kembang api, meniup terompet, ataupun kumpul di pusat kota dengan tujuan yang tidak jelas. Tetapi lebih kepada bagaimana memaknainya. Melihat fenomena tersebut, penulis merasa tergugah untuk sedikit mengupas sejarah dan pandangan Islam terhadap tahun baru masehi. Se
Gambar
Oleh: Anis Matta Jika kita hanya membaca biografi pahlawan, atau mendengar cerita kepahlawanan dari seseorang yang belum pernah kita lihat, barangkali imajinasi yang tersusun dalam benak kita tentang pahlawan itu akan berbeda dengan kenyataannya. Itu berlaku untuk lukisan fisiknya, juga untuk lukisan emosion alnya. Abu hasan Ali Al-Halani Al-Nadwi, yang tinggal di anak benua India, telah membaca tulisan-tulisan Sayyid Quthub, yang tinggal di Mesir. Tulisan- tulisannya memuat gagasan-gagasan yang kuat, solid, atraktif, berani dan terasa sangat keras. Barangkali bukan merupakan suatu kesalahan apabila dengan tanpa alasan kita membuat korelasi antara tulisan-tulisan itu dengan postur tubuh Sayyid Quthub. Penulisnya, seperti juga tulisannya, pastilah seorang laki-laki bertubuh kekar, tinggi dan besar. Itulah kesan yang terbentuk dalam benak Al Nadwi. Tapi ketika ia berkunjung ke Mesir, ternyata ia menemukan seorang laki-laki dengan perawakan yang kurus, ceking dan jelas tidak kekar.
Menapaki banyak sisi kehidupan,,,, mengajak aku mengkoreksi diriku,,, adakah aku mengambil hikmah dari semua ini ..... bahwa ternyata KEBENARAN tidak selalu seperti apa yang TAMPAK pada mata. Inilah hidup, Tarie. Begitu kata hatiku, kenapa ??????? karena tak semudah apa yang ada dalam pikiranku karena banyak SISI KEHIDUPAN yang mesti banyak diperhatikan, banyak didengarkan, bahwa memperhatikan tidak lah hanya sebatas diam, tapi berbuat, bahwa mendengar adalah sebuah sikap melebihi tafakkur, ia adalah kepedulian, ia adalah empati, ia adalah kepatuhan .... Di Bumi Allah, Di Hidup ku,  Desember 08, 2012 To Be Continue ....