Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Kebaikan di TanganMu, Yang Maha Tahu

Kemarin, lelaki kekar itu memukul seseorang sekali hantam. Dan korbannya mati. Semalaman dia gelisah, celingak-celinguk mengkhawatirkan dirinya. Si korban yang tewas adalah orang Qibthi, dari bangsa sang Fir’aun penguasa Mesir. Adapun dia dan teman-temannya dari keturunan Ya’qub , ‘Alaihissalam , suku pendatang yang diperbudak. Penguasa kejam itu bisa berbuat hal tak terbayangkan pada sahaya-sahaya yang melanggar aturan. Lelaki dalam cerita di Surah Al Qashash itu, Musa namanya. Dan pagi ini, kawan yang tempo hari dibelanya hingga dia tak sengaja menghilangkan nyawa kembali meminta bantuannya. Lagi-lagi teman sekampung yang memang pembuat onar itu bersengketa dengan seorang penduduk Lembah Nil. “Sungguh kamu ini benar-benar pencari gara-gara yang sesat perbuatannya!”, hardik Musa. Tapi Musa sukar bersikap lain. Dicekaunya leher pria Qibthi itu, dan kepalan tangannya siap meninju. “Wahai Musa”, kata orang itu dengan takut-takut, “Apakah kau bermaksud membunuhku seperti pemb

Nasab dan Pewarisan

P ilihan kata dalam Al Quran selalu menakjubkan. Ini cerita tentang salah satu keluarga yang dipilih oleh Allah untuk menjadi cermin semesta sepanjang zaman. Keluarga Ibrahim. Setelah penantian yang panjang hingga rambut beruban, kulit keriput, dan tubuh uzur; dari Sarah yang jelita, berdarah bangsawan, lagi cendikia itu kelak Allah mengaruniakan Ishaq. Sebelumnya; Hajar yang kehitaman kulitnya, pendek tubuhnya, ikal rambutnya, dan bekas sahaya telah melahirkan Isma’il. Salam sejahtera dan doa sentausa atas mereka semua. Tentang akan lahirnya Ishaq; Allah berfirman dalam Surah Al Hijr ayat ke-53; “Sesungguhnya Kami akan beri kabar gembira padamu dengan seorang bocah yang amat ‘ALIM.” Adapun tentang Isma’il Allah firmankan; “Maka Kami berikan kabar gembira pada Ibrahim dengan seorang bocah yang amat HALIM.” Demikian seperti tertera dalam Surah Ash Shaaffat ayat ke-101. Pilihan kata dalam Al Quran selalu menakjubkan. Antara ‘ALIM yang jadi sifat Ishaq & HALIM yang jadi sif

Rizqi Kita, Soal Rasa

(dikutip dari : http://salimafillah.com/rizqi-kita-soal-rasa/) Pemberian uang yang sama-sama sepuluh juta, bisa jadi sangat berbeda rasa penerimaannya. Kadang ia ditentukan oleh bagaimana cara menghulurkannya. Jika terada dalam amplop coklat yang rapi lagi wangi, dihulurkan dengan senyum yang harum dan sikap yang santun, betapa berbunga-bunga kita menyambutnya. Apatah lagi ditambah ucapan yang sopan dan lembut, “Maafkan sangat, hanya ini yang dapat kami sampaikan. Mohon diterima, dan semoga penuh manfaat di jalan kebaikan.” Ah, pada yang begini, jangankan menerima, tak mengambilnya pun tetap nikmat rasanya. Semisal kita katakan, “Maafkan Tuan, moga berkenan memberikannya pada saudara saya yang lebih memerlukan.” Lalu kita tahu, ia sering berjawab, “Wah, jika demikian, kami akan siapkan yang lebih baik dan lebih berlimpah untuk Anda. Tapi mohon tunggu sejenak.” Betapa berbeda rasa itu, dengan jumlah sepuluh juta yang berbentuk uang logam ratusan rupiah semuanya. Pula, ia dibung